SOICHIRO HONDA : "Lihat Kegagalan Saya" Tips Dari Pemilik HONDA

advertiser http://burupromo.com/wp-content/uploads/2012/01/Honda-Logo.jpgSaat merintis bisnisnya Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan.

Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah.

Namun ia trus bermimpi dan bermimpi...




Cobalah amati kendaraan yang melintasi jalan raya.

Pasti, mata Anda selalu terbentur pada Honda, baik berupa mobil

maupun motor. Merk kendaran ini menyesaki padatnya lalu lintas,

sehingga layak dijuluki "raja jalanan".



Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri "kerajaan" Honda -

Soichiro Honda - diliputi kegagalan. Ia juga tidak menyandang gelar

insinyur, lebih-lebih Profesor seperti halnya B.J. Habibie, mantan

Presiden RI. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas,

duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru.







"Nilaikujelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia

saya disekitar mesin, motor dan sepeda," tutur tokoh ini,

yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo,

Tokyo, akibat mengindap lever.
Kecintaannya kepada mesin, mungkin 'warisan' dari ayahnya yang

membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko,

Jepang Tengah, tempat kelahiran Soichiro Honda. Di bengkel, ayahnya

memberi cathut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering

bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang

menjadi motor penggeraknya.

http://fotologo.org/wp-content/uploads/2011/09/Foto-Logo-Honda-Motor.jpg


Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906, ini dapat berdiam diri

berjam-jam. Di usia 8 tahun, ia mengayuh sepeda sejauh 10 mil, hanya

ingin menyaksikan pesawat terbang.



Ternyata, minatnya pada mesin, tidak sia-sia. Ketika usianya 12

tahun, Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model

rem kaki. Tapi, benaknya tidak bermimpi menjadi usahawan otomotif.

Ia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak

tampan, sehingga membuatnya rendah diri.



Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke Jepang, bekerja Hart Shokai

Company. Bosnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya.

Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang

mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya.

Enam tahun bekerja disitu, menambah wawasannya tentang permesinan.

Akhirnya, pada usia 21 tahun, bosnya mengusulkan membuka suatu

kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya.



Di Hamamatsu prestasi kerjanya tetap membaik. Ia selalu menerima

reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat

memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya

larut malam, dan terkadang sampai subuh. Otak jeniusnya tetap

kreatif. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik

meredam goncangan. Ia punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu

dengan logam. Hasilnya luarbiasa. Ruji-ruji logamnya laku keras,

dan diekspor ke seluruh dunia. Di usia 30, Honda menandatangani

patennya yang pertama.



Setelah menciptakan ruji, Honda ingin melepaskan diri dari bosnya,

membuat usaha bengkel sendiri. Ia mulai berpikir, spesialis apa yang

dipilih? Otaknya tertuju kepada pembuatan Ring Pinston, yang

dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada tahun 1938. Sayang, karyanya

itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring

buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi

teman-temannya terhadap kegagalan itu. Mereka menyesalkan dirinya

keluar dari bengkel.



Kuliah



Karena kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan

kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya.

Tapi, soal Ring Pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari

jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang

mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah - pagi hari, ia langsung ke

bengkel, mempraktekan pengetahuan yang baru diperoleh. Setelah dua

tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang

mengikuti kuliah.

Quote:


"Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan,

melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum

makanan dan pengaruhnya, " ujar Honda, yang gandrung balap mobil.

Kepada Rektornya, ia jelaskan maksudnya kuliah bukan mencari ijasah.

Melainkan pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan.
Berkat kerja kerasnya, desain Ring Pinston-nya diterima. Pihak Toyota

memberikan kontrak, sehingga Honda berniat mendirikan

pabrik. Eh malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang,

tidak memberikan dana. Ia pun tidak kehabisan akal mengumpulkan modal

dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Lagi-lagi musibah

datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar dua kali.



Namun, Honda tidak patah semangat. Ia bergegas mengumpulkan

karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh

kapal Amerika Serikat, digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik.

Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga

diputuskan menjual pabrik Ring Pinstonnya ke Toyota. Setelah itu,

Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal.



Akhirnya, tahun 1947, setelah perang Jepang kekurangan bensin. Di

sini kondisi ekonomi Jepang porak-poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat

menjual mobilnya untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam

keadaan terdesak, ia memasang motor kecil pada sepeda.

Siapa sangka, "sepeda motor" - cikal bakal lahirnya mobil Honda - itu

diminati oleh para tetangga. Mereka berbondong-bondong memesan,

sehingga Honda kehabisan stok. Disinilah, Honda kembali

mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda

berikut mobinya, menjadi "raja" jalanan dunia, termasuk Indonesia.



Bagi Honda, janganlah melihat keberhasilan dalam menggeluti industri

otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya.

"Orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen. Tapi, mereka

tidak melihat 99% kegagalan saya", tuturnya. Ia memberikan

petuah ketika Anda mengalami kegagalan, yaitu mulailah bermimpi,

mimpikanlah mimpi baru.



Kisah Honda ini, adalah contoh bahwa Suskes itu bisa diraih seseorang

dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, ataupun

berasal dari keluarga miskin. 5 Resep keberhasilan Honda :

1. Selalulah berambisi dan berjiwa muda.

2. Hargailah teori yang sehat, temukan gagasan baru, khususkan waktu

memperbaiki produksi.

3. Senangilah pekerjaan Anda dan usahakan buat kondisi kerja Anda

senyaman mungkin.

4. Carilah irama kerja yang lancar dan harmonis.

5. Selalu ingat pentingnya penelitian dan kerja sama. 
100out of 100 based on 99998 ratings. 1 user reviews.
adverstiser
SOICHIRO HONDA : "Lihat Kegagalan Saya" Tips Dari Pemilik HONDA Reviewed by on Rating: 4.5

0 komentar:

Posting Komentar